Musim semi kebebasan, istirahat dulu ah
Aku harus tidur jika tidak, aku akan mati. Keseimbangku cacat adanya, sudah berhari-hari otakku tidak bekerja sebagaimana mestinya, aku tau batas maksimal seseorang untuk terjaga ialah 11 hari, 8 hari lebih lama dari batas pengajuan banding hasil rekapitulasi KPU yang hanya 3 hari. Kurang lebih sehari lagi aku akan melampaui batas maksimal manusia untuk terjaga, kecuali jika aku bukan bagian dari manusia.
Mataku begitu berat, pandanganku kabur, pendengaranku samar, tubuhku berbisik seraya berkata "aku harus tidur". Tapi fikiranku tak mengizinkan itu ia terus menuntut saja jawaban atas mengapa begitu banyak dialektika jika hanya diperlukan di ajang debat dan pembuktian diri? kenapa begitu banyak pengetahuan untuk dunia yang sementara ? Kenapa begitu banyak ketimpangan yang memaksa mengambil langkah di persimpangan? Kenapa jika kehidupan tidak dapat diselamatkan, sekelompok kecil orang harus berkorban dan sok menjadi pahlawan? Ahh sudah lah bukankah lebih banyak tahu akan membahayakan
Itu bukan urusanmu fikiran, lekas kau izinkan tubuh ini untuk beristirahat walau sejenak. Seharus nya kau memikirkan badan ini harus jadi apa? Begitu banyak tuntutan lingkungan yang menuntut jawaban, kau begitu egois
Fikirkan tentang indahnya suasana desa, dimana kau bercocok tanam guna menyajikan nasi untuk keluarga kecilmu, dimana kau dapat melihat alam menyuguhkan semua keperluanmu tanpa harus bergantung pada para kapitalis, dimana kau tidak terkontaminasi dengan liberalisme yang memberatkanmu, fikirkan tentang pelacur dimana kau ambil manfaat darinya dan campakan, dimana lebih mulus jalanmu walau kau tau ujung darinya ialah jurang, jangan semata tergiur akan jalan terjal yang konon ujungnya ialah tempat dimana semua hidup dengan kesetaraan dan tanpa penindasan, fikirkan bagaimana jika surga teryata tak indah ? biarkan lah dunia ini dan sejarahnya kau punya catatan sejarah sendiri, kenapa tidak kau coba untuk berdamai dengan semua dimulai dengan hati
Sayuku menghitam akan tetapi baru ku pejamkan mataku sesaat Ibu pertiwi terisak-isak membangunkanku : bagaimana caramu dapat tidur ditengah bangsamu yang terpecah belah, ditengah masih adanya saudara sepenanggungan rasamu yang kelaparan, ditengah masih banyaknya saudaramu yang tidak memiliki tempat tinggal, ditengah kejamnya sistem birokrasi negeri, diam lah kau bukan ibu kandungku. ( bang agoy upil)
Komentar
Posting Komentar