Buyung Dan Masalah Mikro Di Republiknya
Pilih Nepotisme ataupun Kepentingan, semuanya sama! Walaupun tindakan yang dilakukan kritis, dengan berjalan seakan sudah pada porosnya masing - masing, tetapi lupa bahwasanya kita adalah bangsa yang terlahir dengan ke-pluralisan yang keabsahananya sudah tidak dapat lagi diragukan.
Akibat daripada itu mereka lupa akan cara berkomunikasi secara dialogis yang sehingganya menciptakan suatu fenomena yang terjadi saat ini yaitu amnesia berjamaah, mereka terlalu fanatik dengan kepentingan satu dengan yang lainnya sehingga melupakan komunikasi, mereka terlalu antitesis terhadap satu dengan yang lainnya, mereka lupa akan pengabsolutan para pendiri mereka terdahulu bahwasanya ruang ini diciptakan untuk mencapai suatu nada yang indah, sesunyi apapun bunyinya setidaknya masih ada bunyi yang masih bisa disuarakan dari kesunyian tersebut.
satu dengan lantang berteriak "ayo lawan ketidak-adilan" persis seperti masa orba. Tetapi masa menjawab seiring berjalannya waktu, "masa masih belum bisa menghasilkan sesuatu yang signifikan sepenuhnya". Tetapi, yakinlah lebih parah dari itu! Apa? Mereka tidak menyadari efek kedepan yang akan terjadi. Mereka menerka, menghardik, mencemooh, mereka terindikasi seolah mereka lah biang lala dari yang Maha Benar!.
Sepenuhnya semuanya sama. Waktu pun telah menyadari itu, sampai waktu pun terdengar oleh telinga yang nyaring suaranya, terlihat oleh mata gelagatnya, sudah di ketahui dengan jelas.
Maen lempar sana lempar sini, seolah ini adalah permainan bola kasti yang paling menyenangkan ketika menyenangkan, sampai suatu akhir siapa kena dialah yang kena batunya.
Buyung pun bingung, ia hanya ingin diterima disetiap rumah yang menjadikan dirinya bahwa semua rumah itu adalah tempat belajar baginya, yakinilah tidak lebih daripada itu. (husnay)
Komentar
Posting Komentar