Kita ini dididik untuk memihak yang mana?




Darmakritika - lagi - lagi kampus Biru Buyung sedang dihebohkan dengan adanya kabar komunikasi bimbingan selembar wacana studi (SWS) tidak diperkenankan melalui komunikasi personal media sosial waseup aplikasi, cms, dan Tilulit. komunikasi hanya diperbolehkan melalui telepati yang sudah tersistem dan komitmen (TISKO). Kebenaran tersebut sudah dibuktikan oleh yang sudah sudah bimbingan dan komunikasi lewat tisko saat ditemui langsung oleh saya sendiri direktur DARMAKRITIKA. "Iya tauuuu bimbingan sekarang chetingnya harus lewat tisko gak boleh lewat waseup, gampang gampang susah sih, gampangnya itu kalo sinyal kita bagus, henpon kita mendukung, terus paket ada", tegas Markisut selaku mahasiswa di kampus Biru (6/9). Menilik anggapan tersebut bahwa chet lewat media cocial waseup lebih memudahkan untuk mahasiswa mengatur pertemuan dengan dosen pembimbing, karena masih ada paket chet waseup dan kebiasaan anak - anak emak jaman sekarang itu kan makainya waseup.

Kabar yang sudah jelas - jelas jatuh ke bumi manusia nya Buyung ini justru membuat keresahan bagi segelintir minoritas yang termajinalkan karena tidak sering mendapat kenakalan yang sudah terbiasa terjadi rupanya (dapet kabar dari chet grup) yang katanya 4 tahun sekali emang selalu seperti ini sehingganya menjadi, yaaaaaa banalitas.

Lebih terkejutnya apa coba? Buyung waktu itu masih dalam keadaan di kampung lagi jemur padi, karena Ia pikir hari ini hari keliburan tapi ternyata ini hanya semi keliburan kalo kata valina singka subekti (ketua dkpp pusat) idola gw!.

Ya otomatis coba lihat lagi ke henpon, kalo dilihat dengan lahirnya kebijakan kampus Biru yang super prematur ini, apakah kalian beranggapan bahwa kebijakan ini seolah - olah dibuat tanpa melibatkan perwakilan mahasiswa? Wallahu alam bishawab hehe


Soalnya pas Buyung liat di media informannya perwakilan mahasiswa yaitu BOM dan MVP tidak ada postingan atau pemberitahuan tentang dibuatnya kebijakan ini.

Dan jika pun emang kalo kalo pihak perwakilan mahasiswa telah dilibatkan, ya toh kenapa gak di sosialisasiin pas sebelum libur atau membuat keberatan keputusan pada akademik semisal kenapa gak suruh ngisi dulu nanti pas masuk baru bimbingan gitu - gitu lah pokoknya.

Di kampus Biru saat ini, memang sudah menduduki peringkat 2 Sumatera dan memang sudah seharusnya mahasiswa kampus biru harus lebih kritis dan transformatif bukan lagi mahasiswa yang enggeh - enggeh aja dengan adanya kenakalan banalitas tersebut, biarlah waktu yang akan menjawab.
Atas nama Mahasiswa dengan sapaan "kamu siapa, wong bukan siapa - siapa, tapi udah cicicuit mak ini mak itu"

Tapi, saya paham bahwa kampus Biru ini sedang tidak baik baik saja, meski hanya tau dari obrolan dan berita yang berkenaan dengan lembaga terkait. Iya, saya tidak merasakan definisi yang paling membuat saya merinding sekaligus merindukan yaitu "kemanusiaan" dan "transparansi" hampir semuanya saya rasakan dari sudut pandang pribadi saya. Salah saya berempati? Serumit-rumit tulisan ini, sesederhana pemikiran kalian wahai pihak - pihak yanh terlibat. Salam Perdamaian dari Buyung. (buyung)

Jika ingin diberlakukan seperti itu, pihak kampus Biru harus siap membuat aplikasi serupa waseup  ataupun tisko disulap menjadi aplikasi seperti waktu itu untuk kemudahan teman - teman Buyung yang lainnya, yang katanya MAHASISWA itu.

Komentar

Postingan Populer