Maafin Kaum Overgeneralisasi Anti Rokok Ya Haha
Ketika tempo hari ada sebuah kejadian yang berkenaan dengan sebuah sejarah yang mungkin dulu pernah terjadi, kejadian mengenai munculnya kembali kaum overgeneralisasi bagi kaum pembakar tembakau, padahal tidak bisa dipungkiri bahwa kisah ini hampir mirip dengan kejadian pada saat haji agus salim bertemu dengan raja phillips di kerajaan buckingham hahaha.
Bukan maksud diri ingin menyombongkan diri, tapi buyung ini hanya ingin bercerita dan berbagis atas apa yang telah dia baca pas dirumah kakak beberapa waktu kemaren pas dia hilang dari peradaban, langsung mungkin pada beberapa lembar halaman kira kira begini der, saat itu pak yai Agus Salim (doi berjanggut dan juga perokok berat hehe) yang pada saat itu terjadi kejadian menggoda pangeran Phillips dengan kreteknya mungkin bisa menjadi salah satu jawaban untuk merespons kenakalan kaum yang baru nakal ini yaitu pikiran kaum Overgeneralisasi anti rokok tersebut.
Diambil secara diam - diam oleh buyung dari dalam buku "seratus orang yang berpengaruh untuk Indonesia" pada saat itu kronologis ceritanya, Agus Salim diundang ke acara penobatan Ratu Elizabeth II sebagai Ratu Inggris di Istana Buckingham. Pak yai datang untuk mewakili Soekarno, pak yai pada saat itu menggoda Pangeran Phillips dengan cara memainkan asap rokok di depan hidungnya. Pangeran Phillips nyengir, meski agak keliatan kesal terbayang oleh saya ekspresi beliau. Tapi dengan gayanya yang memang agak selengekan itu pak yai Agus Salim menggoda Pangeran Phillips.
“bre phillips kenal aroma ini, kan?”
sehabis itu sambil nyengir dia ngomong lagi.
“Inilah aroma tembakau enak yang membuat bangsa lau rela seperti bajak laut berlayar mengarungi lautan yang sedemikian rupa hanya demi datang ke negeri saya pada saat itu.”
Si Phillips pun nyengir kayak gak ada dosa. Dan dimintanya tembakau pak yai, Ia pun menyundut sebatang rokok, join lah ya. Seketika anak bos itu tampak lebih rileks dan santuy melihat orang orang yang datang pada acaranya, dan asal lorang tau! rokok tersebut adalah sesuatu yang dulunya dijual oleh Roro Mendut untuk membayar pajak pada kerajaan Mataram karena pada saat itu Roro Mendut tidak mau dijodohkan dengan salah satu pangeran di kerajaan mataram.
Nah saat ini nih, kejadian tersebut terulang kembali pada sebuah republik Buyung yang kejadiannya kurang lebih adalah mengenai pelarangan menghisap rokok di daerah tempat penempatan/pemberhentian kuda - kuda (motor) penghuni kerajaan Buyung, menurut saya; ketika kaum Overgeneralisasi mendakwa bahwa rokok adalah sesuatu yang mengganggu kaum overgeneralisasi rokok sangat sangat bebal dan terjadinya kecacatan berpikir yang mencoba membuat simpulan berdasarkan data yang sangat - sangat minim, sikap seperti ini biasanya terjadi mereka berasumsi bahwa wujud maujud yang mereka dakwa identik satu sama lain dan tidak mungkin berubah. Padahal, jika mereka beriman, mereka semestinya paham bahwa semua ciptaan Tuhan berbeda satu sama lain, tak pernah ada yang sama.
Sikap overgeneralisasi bersumber dari kurangnya wawasan mengenai pluralitas kultur/kebudayaan yang ada. Akibatnya, kultur yang yang anggap mereka berbeda nantinya akan dipandang dengan was-was dan hanya terdapat pemahaman yang aneh untuk memaknainya.
Salah satu ciri kebebalannya adalah yaitu dengan membuat sebuah peraturan yang menurut Buyung selagi masyarakat penghuni Republik apalah apalah ini menganggap bahwa hal tersebut adalah lebay dan masuk kedalam sesuatu hal yang mendeskriditkan bagi kaum santuy pecinta rokok, karena sedikit kita bahas tentang kaum overgeneralisasi rokok ini adalah beberapa kumpulan yang memiliki bentuk cacat berpikir yang mencoba untuk membuat simpulan berdasarkan data-data keseluruhan.
Seharusnya kita sebagai orang yang masih dalam taraf semoga, harus santuy dalam menyikapi sesuatu. Jangan malah sampai sampai memutuskan sesuatu atau menyimpulkan sesuatu berdasarkan data - data yang sangat minim dan belum terbukti secara keseluruhan, apalagi sampai - sampai kita lupa akan sejarah yang sangat besar yang pernah terjadi sebelumnya. (husnay)
Komentar
Posting Komentar