MENCINTAI RUANG HAMPA, MENJALANI PERENUNGAN, MENDATANGKAN PENGHARAPAN.
Darmakritika - Konon yang katanya sesuatu hal yang tidak penting dan mendatangkan gelak tawa tentu Ia akan melahirkan sebuah monumental cerita yang tersimpan dalam pikiran kita yang terkonsep dan tersusun rapi menyertai legesinya akan menimbulkan kehangatan sesaat yang dipuja semua.
Mohon maaf atas seluruh sahabat yang telah dikecewakan oleh Buyung, kata itu telah terucap sebelum Buyung memejamkan mata dan melewati perenungan yang panjang tapi mungkin selalu tak tersampaikan kepada sahabat-sahabat, banyak yang seharusnya kita lewati suatu waktu dengan membawakan sebuah karya yang besar, membawakan sebuah akhir yang membahagiakan, tapi nyatanya inilah yang Buyung suguhi, hanya sebuah kegetiran, hanya sebuah kebahagiaan yang kita impikan tapi semu, menimbulkan kebahagiaan yang bersorai hingga menjadi palsu.
Lalu mengapa kata ini harus tersampaikan dalam bentuk tulisan? Tak lain karena Buyung yang selalu tak piawai dalam memulai sebuah rubrik pembicaraan mengenai apapun itu.
Mungkin perjuanganku masih belum ada sepucuk daun kelor ketimbang Tan Malaka dengan historisnya di Madilog, mungkin pergerakanku tak sekeras Dipa Nusantara dengan kegigihannya di Dua Wajah Dipa, mungkin perjuanganku tak sepadan dengan Marx yang membawa Das Capitalnya yang membuatnya merasakan kesengsaraan di akhir hayatnya.
Tapi tak lebih dari itu Buyung yang hanya mengharapkan. Bahwasannya aku, kau dan kalian sama, kita adalah kerumunan yang lupa, kerumunan yang lupa. Yang seharusnya saling peluk selayak saudara, saling jaga seperti keluarga, berbagi ilmu dan berbagi surya agar tidak menjadi kerumunan yang lupa bahwa kita ini ASWAJA.
Karena Buyung yang tidak ingin menyaksikan sahabatnya hilang satu persatu dari Republiknya seperti pada zaman orde baru. Demikian, rasanya letupan dari Buyung yang menebalkan bahwasannya kita jangan jadi seorang aku, kau dan kalian menjadi orang dikerumunan yang lupa, Kita seiman maka janganlah saling meneraka-kan dan turut berbela sungkawa-lah kalian atas bunga yang seharusnya sampai saat ini menjadi sangat berarti jangan sampai caci maki, saling benci, benci dan lukai. Dan turut berbela sungkawa-lah kalian atas sekaratnya jiwa yang seharusnya saling tawa luas tak terbatas. (Ni)
Komentar
Posting Komentar